SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU [Lengkap]
By
Pengertian filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya cinta akan kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Dengan kata laian Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Setidaknya ada tiga karakteristik berpikir filsafat yakni:
- Sifat menyeluruh: seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri;
- Sifat mendasar: yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu benar;
- Spekulatif: dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal sebuah lingkaran yang sekaligus menjadi titik akhirnya dibutuhkan sebuah sifat spekulatif baik sisi proses, analisis maupun pembuktiannya. Sehingga dapat dipisahkan mana yang logis atau tidak.
Kemudian filsafat pertama muncul di yunani oleh semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Pada dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Islam”:
Pembagian Filsafat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. Dalam pemikiran barat konvensional pemikiran yang sistematis, radikal, dan kritis seringkali merujuk pengertian yang ketat dan harus mengandung kebenaran logis. Misalnya aliran empirisme, positivisme, dan filsafat analitik memberikan kriteria bahwa pemikiran dianggap filosofis jika mengadung kebenaran korespondensi dan koherensi. Korespondensi yakni sebuah pengetahuan dinilai benar jika pernyataan itu sesuai dengan kenyataan empiris. Dalam filsafat barat secara sistematis terbagi menjadi tiga bagian besar yakni:
- Bagian filsafat yang mengkaji tentang ada (being).
- bidang filsafat yang mengkaji pengetahuan (epistimologi dalam arti luas).
- bidang filsafat yang mengkaji nilai-nilai menentukan apa yang seharusnya dilakukan manusia (aksiologi). Beberapa tokoh dalam filsafat barat yaitu:
- Wittgenstein
- Imanuel
- Rene Descartes.
Filsafat timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Tiongkok, dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas filsafat timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk filsafat barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat masih lebih menonjol daripada agama.
Nama-nama beberapa filosof:
- Lao Tse,
- Kong Hu Cu,
- Zhuang Zi, dan lain-lain.
Pemikiran filsafat timur sering dianggap sebagai pemikiran yang tidak rasional, tidak sistematis, dan tidak kritis. Hal ini disebabkan pemikiran timur lebih dianggap agama dibanding filsafat. Pemikiran timur tidak menampilkan sistematika seperti dalam filsafat barat. Misalnya dalam pemikiran Cina sistematikanya berdasarkan pada konstrusksi kronologis mulai dari penciptaan alam hingga meninggalnya manusia dijalin secara runut.
Belakangan ini, beberapa intelektual barat telah beralih ke filsafat timur, misalnya Fritjop Capra, seorang ahli fisika yang mendalami taoisme, untuk membangun kembali bangunan ilmu pengetahuan yang sudah terlanjur dirongrong oleh relativisme dan skeptisisme. Skeptisisme terhadap metafisika dan filsafat dipelopori oleh Rene Descartes dan William Ockham.
Filsafat Islam ini sebenarnya mengambil tempat yang istimewa. Sebab dilihat dari sejarah, para filosof dari tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat (Yunani). Terdapat dua pendapat mengenai sumbangan peradaban Islam terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan, yang terus berkembang hingga saat ini. Pendapat pertama mengatakan bahwa orang Eropa belajar filsafat dari filosof Yunani seperti ristoteles, melalui kitab-kitab yang disalin oleh St. Agustine (354–430 M), yang kemudian diteruskan oleh Anicius Manlius Boethius (480–524 M) dan John Scotus. Pendapat kedua menyatakan bahwa orang Eropa belajar filsafat orang-orang. Yunani dari buku-buku filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh filosof Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi. Terhadap pendapat pertama Hoesin (1961) dengan tegas menolaknya,
Dalam filsafat Islam ada empat aliran yakni:
- Peripatetik,
- Aliran Iluminasionis (Israqi).
- Aliran Irfani (Tasawuf).
- Aliran Hikmah Muta’aliyyah (Teosofi Transeden).
Sejarah Perkembangan Ilmu
Dalam Islam ilmu merupakan hal yang sangat dianjurkan. Dalam Al Quran kata al-ilm dan kata-kata jadiannya digunakan lebih 780 kali. Hadis juga menyatakan mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Dalam pandangan Allamah Faydh Kasyani dalam bukunya Al Wafi: ilmu yang diwajibkan kepada setiap muslim adalah ilmu yang mengangkat posisi manusia pada hari akhirat, dan mengantarkannya pada pengetahuan tentang dirinya, penciptanya, para nabinya, utusan Allah, pemimpin Islam, sifat Tuhan, hari akhirat, dan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam pandangan keilmuan Islam, fenomena alam tidaklah berdiri tanpa relasi dan relevansinya dengan kuasa ilahi. Mempelajari alam berarti akan mempelajari dan mengenal dari dekat cara kerja Tuhan.
Perkembangan ilmu
Masa Pemikiran Filsafat Zaman Pra Yunani
Zaman Batu Tua/ Zaman Prasejarah/ Masyarakat Purba
Masa dari zaman batu tua adalah antara 4 juta tahun sebelum Masehi sampai kira-kira 20.000/10.000 tahun sebelum Masehi.
Alat-alat yang ditemukan pada zaman itu ialah:
- Alat-alat dari batu dan tulang
- Tulang belulang hewan .
- Sisa-sisa dari beberapa tanaman.
- Gambar dalam gua-gua.
- Tempa-tempat penguburan.
- Tulang-tulang manusia purba.
Bukti peninggalan ini menunjukkan 3 (tiga) sifat yaitu:
- Adanya konsep tentang alat untuk kegiatan manusia.
- Konsep tersebut menjelma sebagai benda-benda yang dipakai oleh sekelompok manusia dan menunjukkan adanya perubahan.
- Perubahan itu ada hubungannya dengan perbaikan fungsi dan perbaikan bahan. Perbaikan fungsi berarti adanya kecenderungan menuju kepada fungsi yang lebih baik. Perbaikan bahan adalah bukti adanya hasil karya manusia yang disebut kebudayaan yang diciptakan oleh manusia.
Dari segi psikologi, perkembangan kemampuan atau daya kreasi manusia, berturut-turut sebagai berikut:
- Menciptakan konsep alat.
- Menghayati dan mengalami.Membedakan dan memilih.
- Untuk bergerak maju.
Zaman Batu Muda/ Zaman Sejarah: peradaban dan pertanian
- Kemampuan Menulis dan Membaca
- Kemampuan Berhitung
- Zaman Logam: Kebuyaan Klasik
Corak-corak Pemikiran filsafat Zaman Yunani Kuno
Periode Yunani kuno disebut periode filsafat alam,karena pada periode ini ditandai dengan munculnya ahli pikir alam dimana arah dan perhatian pemikirannya pada alam sekitarnya. Pernyataan-pernyataan yang dibuat bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) mejadikannya tampak rasional dan ilmiah daripada hanya sekedar pembenaaran dan tidak berdasarkan pada mitos. Ahli pikir alam antara lain, adalah Thales, Anaximandros. Dan Phitagoras.
Filsafat Yunani muncul dari pengaruh mitologi, mistisme, matematika, persepsi yang kentalegitu rupa sehingga segalanya nyaris tidak jelas dan seakan mengacaukan pandangan dunia. Para filsuf Yunani awal menemukan dirinya dalam kenyataan yang patut ditiru kebudayaan mereka yang kaya dan kreatif, namun dikelilingi oleh orang-orang yang sportif dan kompetitif.
Muncul beberapa pemikiran filsof pada masa Yunani kuno antara lain, Parmenides, Xenophanes, Thales, Aristoteles, Heraktilus dan Phitagoras.
- Parmenides pada Abad ke-5
Usaha-usaha yang dilakukan sebagai suatu cara berpikir baru mengenai hakikat “pengada” (being as such). Klaim-klaim dan argumen parmenides ini bersifat abstrak dalam cara yang berbeda sama sekali. Misalnya “yang kita dapat bicarakan dan pikirkan pastilah yang ada, sementara yang tiada tidak dapat. Pikirkanlah itu”.
- Xenophanes pada abad ke-6
“jika banteng, kuda, dan singa mempunyai tangan dan dapat melukis seperti manusia, kuda akan melukis para dewa berupa kuda, dan banteng akan melukis wujud dewa seperti sapi jantan, masing-masing melukis tubuh para dewa seperti tubuhnya sendiri.” Ia menganjurkan kira-kira sama dengan apayang tertulis dalam kitab pertama dalam Alkitab Ibrani (atau perjanjian lama ), kepercayaan pada “satu dewa, yang terbesar diaantara para dewa dan manusia, yang tak serupa dengan hal-hal fana terdapat pada tubuh dan pikiran”.
- Thales pada Abad ke-7
Bahwa dunia dikelilingi oleh air pada akhirnya, berasal dari air.ide yang sangat mungkin berasal dari kosmogoni purba yunani dan kebudayaan-kebudayaan lainnya. Tetapi tidak beranggapan segala sesuatu dari air.
- Aristoteles pada Abad ke-4 (384-322 SM)
Aristoteles adalah seorang ilmuan dan filsuf terbesar di dunia kuno. Adalah seorang animis dan salah satu dari sekian idenya yang menarik adalah bahwa dunia sebagai suatu keseluruhan, kosmos, pada dasarnya dan bersifat illahi. Thales dan Aristoteles bergerak diantara klaim animis secara berbeda. Ketiga hal tersebut adalah (i) segala sesuatuhidup (bahkan batuan, binatang, dan air); (ii) segala yang hidup terkait hukum sebab akibat (kausalitas); dan (iii) kosmos sebagai keseluruhan adalah hidup.
- Heraklitus
Heraklitus terkenal karena pengamatan nya yang jelas pada pemikiran kedua menjadi teka-teki mendalam dan dapat jadi kabur yang menyatakan “alam mencintai ketersembunyian (concealment)”. Ia sendiri mencintai teka-teki, paradoks-paradoks dan permainan kata yang dapat mengundang pemikiran yang mendalam untuk mengungkapkan maknanya. Pada pemikiran yang kedua menjadi teka-teki yang mendalam dan kabur semisal “jalan naik dan jalan belakang adalah sama”. Untuk kehidupan sesudah mati, “segala yang kita lihat setelah bangun adalah kematian”, dan “orang jangan berharap atau membayangkan apa yang menantikan mereka dalam kematian”. Untuk sebuah peradaban yang putus asa dan mendambakan perdamaian karna perang yang berkepangjangan, ia menegaskan “perang adalah bapa dan raja dari segalanya”.
- Phytagoras
Di antara banyak hal, rancangan dan pembuktian suatu teorima Phytagoras, salah satu dari basis geometri, dalam bangunan segitiga yang benar, ia menghasilkan kuadrat sisimiring (sisi miring yang sering anda lupakan) sama panjangnya dengan kuadrat kedua sisinya. Penemua penting lain dalam matematika,termasuk pengertian “bilangan bilangan irasional” bilangan-bilangan yang tidak dapat dibagi rata dengan satu bilangan bulat menjadi ilangan bulat lainnya. Filsuf yang mempesona yang mempunya berbagai teori tentang hakikat alam semesta dan yang membuat musik, yang mempunyai keyakinan eksotis tentang hakikat roh dan cara terbaik menjalani kehidupan (banyak diantaranya di datangkan dari Mesir, bersama banyak konsep geometris). Selanjutnya Phytagorasmemakai teori tentang pertimbangan (proportion) untuk menjelaskan, di antara hal-hal lain, hakikat musik dan gerakan bintang-bintang.