-->

Footnote/Catatan Kaki




  • Manfaat Mengerti Cara Membuat Footnote/Catatan Kaki

Footnote atau dalam bahasa Indonesia-nya adalah catatan kaki mungkin sangat tidak asing bagi mahasiswa di atas semester 2, namun akankah demikian bagi mahasiswa baru. Tentunya tidak dan mungkin hanya ada sebagian kecil mahasiswa baru yang mengetaui apa itu footnote dan kegunaan-nya. 

Tidak menutup kemungkinan ada sebagaian mahasiswa diatas semester 2 masih bingung dan kurang begitu mengerti bagaimana dan untuk apa footnote tersebut. Mungkin saja mereka (mahasiswa di atas semester 2) beranggapan bahawa tidak begitu penting untuk mengetahui dan bisa mengguankan footnote dengan baik. Padahal jika kita tela’ah baik-baik format penulisan yang benar termasuk footnote di dalamnya, dalam sebuah tugas akhir sebut saja skripsi memiliki 30% atas penilaian. Jadi secara garis besar semua dari kita yang berstatus mahasiswa harus menguasai penulisan footnote dan intinya bukan hanya footnote tapi keselurahan cara pembuatan makalah yang baik dan benar.

Di lihat dari manfaat dan kegunaanya pada masa yang akan datang, anggap saja saat menulis skripsi penulisan yang baik dan pemahaman tenatang pemformatan penulisan sebuah karya tulis ilmiah sangat diperlukan.

Mungkin ada pertanyaan semacam ini ; “Kami baru semester satu kok, kenapa harus repot-repot mikirin skripsi dan bagaimana format dalam menulisnya..?”
Pada kenyataanya hanya mahasiswa gadungan yang melontarkan pertanyaan semcama itu, dan pada kenyataanya pula kita belajar tidak mungkin langsung bisa hanya dengan sekejap mata. Tentunya unutk menjawab kekurang kita sebagai manusia dalam hal ingatan, belajar sejak dini adalah pilihan yang tepat.

Pada kesempatan yang lalu saya telah menulsi artikel yang meruapakn bagain pertama dan ini adalah kelanjutan dari artikel tersebut :


Yups, kagak perlu panjang lebar langsung saja kita bahas apa itu footnote dan bagaimana cara membuatnya.

  • Pengertian Footnote

Footnote atau catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks, naskah, tulisan yang ditempatkan pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan (keraf,2004:218).
Dengan kata lain footnote adalah sebuah bukti dari kutipan teks, nasakah, dan tulisan dari sebuah buku, artilek, majalah, surat kabar atau semacamnya. Sebagai penekanan bahwa kutipan tersebut bukan berupa opini kita. (sumber pribadi)
Bisa pula kita katakan footnote sebagai tanda terima kasih kepada seseorang yang teks, nasakah, atau tulisannya yang kita kutip. Dan sebagai penguat dari opini yang kita giring.

  • Macam-macam footnote/catatan kaki


1. Fotonote sebagai sumber referensi
Contoh :

1Raihan Pratama, Dalam Mimpi, Banjarmasin: Merah Putih, 2017, hlm. 55.

2. Footnote sebagai Catatan penjelas
Contoh :

2Catatan Penjelasan merupakan penjelasan dari sebuah kata yang berasal dari bahasa asing atau kata yang memiliki arti lain.

3. Footnote sebagai Gabungan sumber referensi dan catatan penjelas

  • Prinsip penulisan footnote/catatan kaki

Penggunaan nomor urut penunjukkan yang sama, baik dala teks maupun dalam catatan kaki, di tuliskan ½ spasi ke atas.

1. Nomor urut penunjukkan berlaku untuk seluruh halaman.
2. Ikuti aturan teknis catatan kaki yang berlaku di kampus masing-masing.

  • Unsur-unsur dalam footnote/catatan kaki

  1. Pengarang (tidak perlu di balik)
  2. Judul ( buku, artikel, atau semacamnya)
  3. Tempat terbit
  4. Naman penerbit
  5. Tahun terbit
  6. Nomor halaman
Disesuaikan jika sebuah jurnal memiliki banyak volume maka terakan juka volume ke berapa dan berlaku pula untuk buku yang memiliki beberapa jilid

  • Singkatan dalam footnote/catatan kaki

Pada umunya singkatan yang digunakan pada sebuah karya tulis ilmiah hanya ada tiga walaupun pada  dasarnya sangat banyak singkatan-singkatan dalam penulisan footnote seperti; supra, infra, c. Atau ca., ms., et.seq. dan sebagainya. Namun unutuk penulisan seuha karya tulis dalam lingkup kampus sejauh ini hanya ada tiga jenis singkata yang sangat sering di gunakan seperti; ibid, op.cit, dan loc.cit.

1. Ibid.
Singkatan dari kata ibidem (bahasa latin) yang artinya ‘pada tempat yang sama’. Digunakan jika pengutip mengembil dari kutipan yang sama yang sudah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain.

Jika yang dukutip masih pada halaman yang sama pada kutipan yang terdahulu maka tidak perlu dituliskan halaman setelah ibid, cukup tulsi ibid saja. Tapi lain halnya jika kutipan yang kita kutip berbeda halaman dengan kutipan yang terdahulu maka halaman harus dituliskan setelah kata ibid. No halaman...

Tulisan ibid biasanya bercetak miring (italic) dan bisa juga menggukan garis bawah, namun pada umunya ibid ditulis dengan cetak miring.

2. Op.cit
Singkatan dari opera citato (bahas alatin), yang artinya ‘pada karya yang telah dikutip’. Digunakan jika menunjukkan sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh sumber lain. Halaman yang dikutip berbeda dengan yang sebelumnya maka dari itu setelah op.cit harus diikuti dengan penulisan nomor halaman. Jadi cara penuliannya; nama pengarang, op.cit., nomor halaman. 

“ingat nama pengarang sebelum op.cit.,”

Sama halnya dengan tulisan ibid, op.cit., biasanya ditulis dengan cetak miring (italic) dan bisa juga menggunka garis bawah (underline), namun pada umunya op.cit., ditulis dengan cetak miring (italic).
Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.

3. Loc.cit
Singkatan dari loco citato (bahasa latin), yang artinya ‘pada tempat yang sama dikutip’. Sama halnya dengan op.cit.,, loc.cit digunakan jika menunjukkan pada sebuah refersnsi yang telah dikutip sebelumnya namun yang membedakan antara keduanya adalah pada halaman. Jika op.cit.,  diguankan pada kutipan yang berbeda halaman, maka loc.cit tentu saja pada halaman yang sama. Dan penulisannya : nama penagarang, loc.cit. tak perlu di ikuti no halaman.

Sama halnya dengan tulisan ibid dan op.cit.,, loc.cit  biasanya ditulis dengan cetak miring (italic) dan bisa juga menggunka garis bawah (underline), namun pada umunya lo.cit., ditulis dengan cetak miring (italic).

Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.

  • Beberapa contoh penggunaan footnote/catatan kaki

Seperti yang sudah saya jelasakan footnote (catatan kaki) bisa bersumber dari buku, majalah, surat kabar, jurnal, atau ensiklopedia. Maka untuk memperjelas penjesalan diatas akan saya sajikan beberapa contoh penulisan footnote dari beberapa sumber, sebagai berikut;

1. Buku
1Jhone Dewey, How We Think, Chicago: Henry Regnery Company, 1974. hlm. 75.
2ibid.
3ibid. hlm. 15.
4Jhone Dewey, Op.cit., hlm. 17.
5Jhone Dewey, loc.cit.

2. Majalah
6Linus Simanjuntak, “Andaikan Kolam itu Bumi Kita”, Suara Alam no 9 (1980), pp. 17-18

3. Surat kabar
7Tajuk Rencana dalam Kompas (Jakarta), 7 Mei 1981
8Antikel dalam Sinar Harapan (Jakarta), 29 April 1981

4. Ensiklopedia
9jhone E. Bardach, “Fish,” Encyclopedia Americana ( New York: Amiricana Corporation, 1973), 11, pp. 289 309.


Itu dia sedikit pejelasan singkat mengenai footnote, unsur pada footnote sampai dengan beberapa contoh footnote dari berbagai sumber yang dikutip. Dan perlu kita ketaui bersama ada banyak sekali cara penulisan atau dengan kata lain format pembuatan footnote yang diajarkan di luar sana. Jika  anda menemukan hal yang berbeda dengan apa yang satu tulis ini bisa jadi yang adan pelajari adalah cara penulisan dengan teknik dan cara yang berbeda. Apakah  punya saya salah dan punya teman-teman benar, ataukah malah sebaliknya?, tentu saja tidak ada yang salah. Semua bisa saja benar, tergantung pada di mana kita menggunakannya. Dan sejatinya setiap kampus punya cara penulisannya masing-masing namun saya yakin secara garis besar sama  saja.

Footnote/Catatan Kaki
  1. Mau nanya kak itu footnote hrus minimal berapa pargraf bru dikasih footnote atau disetiap kita ambil kalimat dari buku lain harus di kasih footnote

    ReplyDelete
  2. Ya , Setiap kali ngutip dari buku.

    Dan Gak mesti harus satu paragraf satu footnote bahkan ada satu paragraf bebetapa footnote.

    ReplyDelete