Barokatus Jeh
By
Hai teman-teman kali ini Bang Jahe dikasih kirimin puisi kece dan keren nih dan bau-baunya puisi ini tentang kenangan dan cinta. Tapi tunggu ... ini bukan puisi cinta yang akan membuat kalian tersipu malu ketika membacanya, saat saya membaca puisi ini saya tidak begitu faham apa maksud yang ingin di sampaikan oleh penulis, penuh dengan teka-teki, tapi perasaan saya seakan terwakili oleh bait-bait dari puisi ini, serius ini tidak dilebih-lebihkan, pesan yang amat dalam yang ingin penulis sampaikan membuat dada saya terasesak walau tidak sampai menangis sih.
Puisi ini memberikan kesan yang luar biasa, baik-bait yang sangat sulit untuk di-maknai namun pesan itu seaakan tersampaikan dan seperti menjadi bagian diri kisah kita. Giamana udah penasaran mau baca, cukup aja kali, yah, intonya kepanjangan. Eits, tapi tunggu dulu sebelum Bang Jahe tampilkan Puisi-puisi yang bakal buat kalian senyum-senyum atau malah sedih karena ingat mantan, sini Bang Jahe kenalkan dulu sama pemilik karya kece ini.
Barokatus Jeh, Penulis puisi "Tahun Baru" "Luva" dan "Mata (Mu)" |
Barokatus Jeh, biasa dipanggil Barjeh, sedang menekuri sunyi dan berdamai dengan diri sendiri. Sedang berproses di Community Pena Terbang Indonesia. Photonya keran jelas yak, saran saya silahkan kepoin Instagram-nya ini saya kasih bocoran harus cek dimana hihi (ig : @octa-essalamah)
Berikut beberapa Puisi karya Barjeh yang dengan senang hati mempersilahkan kita untuk menikmai setiap bait yang beliau tulis.
Puisi "Tahun Baru"
hatiku baru, rinduku baru, bajuku baru, semua serba baru
kecuali kenangan tentangmu, masih kusimpan
di sana
barangkali kau mau mampir
dan menggantinya: menuju padaku
Status baru
Ah aku halu
Ponorogo, 2019
Puisi "Luva"
Kita candu untuk sekadar berswafoto bersama. Melebarkan senyum, lantas menghadap ke kamera. Ah kamera memang teman terbaik di setiap sesi waktu yang kita miliki. Sebab kenangan, kebahagiaan, kekecewaan atau rasa apa pun yang kita alami berasal dari aroma foto yang sering kita nikmati. Tetaplah seperti itu Luva.
Ponorogo, 2020
Puisi "Mata (mu)"
Rembulan tenggelam pada matamu yang sayu
ia menyiratkan luka yang menumpuk sejak lama
di sana
kau tetap tersenyum manis, semanis pertemuan kita yang
telah lama
bahkan aku hampir lupa bahwa
kau mempunyai lesung pipit yang menggoda
rembulan tenggelam pada matamu yang sayu
dan kau tertawa lepas memandangi jendela dengan gegas kota yang telah lama mati
kala mula dan seterusnya kau tetap akan bahagia
dengan hatimu yang bunyi dan matamu yang sunyi
bibirmu yang gengsi
Ponorogo, 2020
Gimana-giman keren, kan? jangan lupa komen dan share yah puisi-puis kece ini, kalo ada pertanyaan perihal makna dan bagiaman si-penulis mencari inspirasi nulis silahkan DM langsung aje di instagram beliau. Dan ingat Satu hal Kalo teman-teman ingin mengutip puisi ini atau puisi siapapun jangan lupa cantumkan nama penulis. Sudah dulu ya, bye. Stay home and stay safe.