-->

PESAN DARI MARS

Kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang apa yang ada dipikiran saya dalam bentuk cerpen fiksi yang agak ekstrim. Di cerepn kali ini saya kembali melibatkan diri saya, namun agak berbeda dengan cerpen-cerpen sebelumnya, yang mana biasanya saya mengagngkat cerita yang pernah saya alami sendiri atau yang pernah dialami orang-orang sekitar saya. Dan kali ini sungguh tak pernah saya alami sama sekali jadi setelah membaca cerepn ini jangan kira saya adalah manusia setengah Aliennya wkwkw, okeh terlalu pancang intro langsung cek aja ceritnya.
sumber gamber : Google

Pesan dari mars
1996 adalah tahun dimana aku dilahirkan dan itu merupakan tahun kebahagiaan bagi keluarga besarku. Namun semua kebahagiaan itu tidak bertahan lama, Satu tahun setelah kelahiranku. Beredarlah  rumor bahwa alien menyerang bumi dan sontak hal itu membuat ibu dan keluarga besarku sangat khawatir.  Rumor  itupun seketika menyebar  dengan cepatnya bak bau busuk dari bangkai hewan.

            Tidak ada yang dapat dilakukan pemerintah untuk menghentikan rumor yang sedang beredar ini, namun Bapak Waiken mengatakan akan memfasilitasi bagi warga yang ingkin migrasi ketempat laian. Walaupun  hanya sebuah berita burung saja, namun hal itu mampu membuat satu kota menjadi heboh dan sangat takut. Banyak warga Kalimantan tengah yang memilih melakukan migrasi ketempat lain dan sebagaimana janji Pak Waikan dia akan memfasilitasi perpindahan warga dan  proses migrasi warga setempat berlangsung mudah dan aman. Tapi, tidak dengan keluargaku. Kami sama sekali tidak  melakukan ataupun berniat ingin melakukan migrasi seperti yang dilakukan warga lain. Kami tidak melakukan migrasi bukan tanpa alasan, di karena pada waktu itu aku masih terlalu kecil untuk diboyong ketempat baru dan di karena alasan itu, orangtua ku mengurungkan niatnya untuk ikut bermigrasi ketempat baru.
~o0o~
            Dan setelah satu tahun romur itu bereda benar nyata adanya  tidak terjadi apa-apa terhadap warga yang memilih  bertahan tinggal di-Kalimantan Tengah (kalteng) termasuk keluraga besarku. Memang tidak terjadi apa-apa, hanya saja selama satu tahun warga Kalimantan tengah tidak melakukan interaksi apapun dengan masyarakat luar bukan hanya tidak melakukan interaksi dengan masyarakat luar dengan tetanggapun tida, itu merupakan imbas dari romur yang beredar. Bisa dibayangkan betapa sepinya Kalimantan tengah selama satu tahun itu dan selama satu tahun tanpa melakuakn interasi ataupun aktifitas itu kebutuhkan kami seperti; bahan pokok makanan, pakaian, ataupun kebutuhan lainnya, Itu  dipenuhi oleh pemetrintah setempat.. Pendistribusian barangpun cukup menarik, kita tidak perlu bertemu denngan pengirim barang kita hanya perlu mengambil ketempat-tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Sehingga satu tahun itu benar-benar tidak terjadi interaksi sedikitpun terkecuali dengan anggota keluarga. Di satu tahun itu berasa seperti terisolasi ya memang terisolasi hanya saja kebutuhan sangat terpenuhi.

Pada saat itu umurku genap satu tahun, yang mana memang tidak ada perubahan dengan pebduduk kalteng sendiri namun pulau yang ada di Kapuas berubah alias menjadi lebih lebat dan terlihat seperti ada sesuatu yang bercahaya dari bawah pulau itu. Pulau itu adalah pulau Telo yang berada disalah satu kabupaten di Kalimantan tengah. Walaupun bukan pulau yang berpenghuni namun pulau itu dulunya sangat indah dan setelah terjadi yah bisa dibilang silent city selama sattu tahun yang menyebabkan kami tidak mengetahui dunia luar salama itu namun perubahan pada pulau itu sangat terlihat jelas dan tidak dapat dipungkiri.

Pada  tahun kedua kelahiranku aku jatuh sakit yang  mengharuskan aku untuk dirawat dirunah  sakit. Dirumah sakit aku dirawat oleh seorang dokter profesional yang sering dipanggil Dr.Jhone berasal dari Jerman. Bukan tanpa alsan beliau berada di-Indonesia katanya beliau sedang meneliti mengenai penyakit langka yang sedang melanda Indonesia dan mungkin sangat kebetulan akulah orang pertama yang beliau tangani. Penyakit yang aku derita sangatlah tidak jelas asal ataupun penyebab penyakitnya. Namun, Dr.Jhone tidak menyerah sedikitpun beliau tetap melalukan riset mengenai penyakit yang waktu itu sedang aku derita. Walaupun biaya yang dibutuhkan sangatlah besar dan yang pastinya kalau orang tuaku disuruh bayar hal itu tidak mungkin terjadi karena harta kuargaku tujuh turunanpun tidak akan cukup untuk mebiayai pengobatan ini. Dan lagi-lagi yang maha kuasa berkehendak lain, Dr. Jhone berbaik hati dan bersedia menanggung semua biaya yang akan keluar selama penangan penyakitku itu, alasan beliau menanggung seluruh biaya pengobatanku karena selain beliau orang yang memang sangat baik beliau juga mengatakan kalau  ini merupan riset paling besar yang mungkin akan memberika kontribusi besar bagi dunia permedisan dunia kedepannya  “ucap Dr. Jhone”.

            3 bulan masa pengobatan sudah aku lalui  dan tidak ada perubahan sedikitpun dengan kondisi tubbuhku waktu itu. Dr.Jhone mulai binggung dan hampir patah arang dengan penyakit yang sedang beliau tangani ini. Padahal  beliau sudah melibatkan 25 rekannya dari Jerman dan menghabiskan Rp. 3,4 triliun. Dan itu hanya dalam jangka 3 bulan masa perwawatanku, angka yang luar biasa bukan. 
            Benar nyatanya pada bulan ke-4 Dr.Jhone dan 25 rekanya sudah patah arang dan angkat tangan sekaligus menjijing tasnya dan kambali ke Jerman Negara asalnya. Dan kasus tentang penyakit yang tak jelas ini ditinggalkan begitu saja, mengenai kepastian apakah penyakit ini menular ataupun tidak itupun tidak diketahui.
            Sebelum kembali kenegara asalnya Dr.Jhone memberikan saran kepada kedua orang tuaku untuk melepaskan semua alat bantu perbapasan atau yang lainnya yang  terpasang di tubuhku. Sempat ibuku menolak namu apalah daya  ibuku tidak mungkin bisa mengeluarkan biaya Rp. 1,1 triliun untuk melanjutkan perawatanku. Angka sebesar itupun baru untuk biaya alat bantu pernapasan itu belum termasuk perawatan lainnya. Dengan berbagai pertimbangan itupun dilakukan. Satu persatu alat medis yang terpasang semenjak 4 bulan yang lalupun dilepaskan.

Bersambung...

Penasaran apa yang selnjutnya akan terjadi pada anak kecil yang entah terserang penyakit yang sangat tidak jelas itu, setelah pelepasan alat-alat medis itu mungkinkah dia akan mati atau ada keajaiban, dan apa hubungan rumor kedatangan alien pada satu tahun lalu dengan penyakit anak itu, masih ragu mau baca cerita selanjutnya.. ? yakin gak penasaran hehehe tunggu aja ya.
Sekian dulu dari saya, semoga teman-teman suka dengan cerita ini. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya.. Terimakasih telah berkunjung... Wasalamu'alaikum wr wb

PESAN DARI MARS
  1. kirain ane beneran gan soalnya tokohnya 'aku', untung ada peringatan klo ini cerita fiksi.

    ReplyDelete
  2. oll lebowski makasih gan udah mau mampir di gubuk ane.

    ReplyDelete