-->

Cerpen Aku Dan Permainan Bola-ku



Seperti diSekolah pada umumnya setelah ulangan selesai biasanya diadakan yang namanya Classmeeting. Nah masalanya disini aku mau ikut apa, semua cabang yang dilombakan cuman olahraga doang. Aku mulai panic karena tidak ada satupun cabang olahraga yang aku kuasai dan pasti aku bakal diajakin main bola, bukannya aku gak mau sih. Tapi, akukan gak bisa main bola. Duh, nah benarkan yayas mendekat kerahku. Apa aku harus kabur aja ya,,
              “ada apa yas…?” Tanyaku dengan agak sedikit memalingkan pandangan.
          “Ikut gak, kita main bola. Tim kelas kita kekurangan pemain,. Jadi, mau gak mau kamu harus ikut.
          “Lah gimana yas, a a a a aku gak bisa main bola..!
          “tenang aja, kamu cuman sebagai pelengkap aja kok.
Yosh..!!, Alhamdulillah aku cuman sebagai pelengkap doang. Tapi, apa mungkin gak bakal ada bola yang menghampiriku nanti waktu main, hah tidak. Kalau bolanya nanti kearah aku apa yang harus aku lakukan, udah jelas harus ditendang. Tapi, gimana cara nendangnya. Hem ;( .


Tim kami mendapat giliran main yang ke_2, melawan tim kakak kelas 2. Tenang zaie, tenang. Masih ada waktu untuk mempelajari tentang bola dipertandingan pertama. Iya aku bermaksud untuk menonton pertandingan pertama, antara kakak kelas 3B Vs 2B. sebenarnya sih aku ogah banget nonton yang namanya bola. Tapi, ya mau gimana lagi. Kalau gak nonton dan mempelajarinya gimana mainku besok, hem keeeeeesallllll. Permaiana pada babak pertama sudah berjalan beberapa menit. Tapi, tak ada satu goalpun yang diciptakan dari masing-masing tim. Sedikit banyaknya aku sudah mulai mengerti tentang bola. Disisi lapangan yang hijau terlihat kakak kelas yang sangat bersinar menurutku. Walaupun, aku tidak begitu tau tentang bola, cuaman aku tau kalau kakak itu pemanin yang sangat hebat. Dia sangat keren saat memain-mainkan bola dilapangan. Dia adalah kakak Idol, wis keren kayaknya aku harus belajar banyak dari dia. Lah engak engak, buat apa aku belajar. Akukan cuman main buat melengkapi doang dan lagian aku gak berminat dengan bola.


Permainanpun berakhir dan goal dibabak pertama dan kedua masing mmasing hanya ada satu goal, goal itupun hanya kakak Idol yang mencetak baik di babak pertama ataupun kedua. Dan sudah jelas yang menang adalah timnya kakak Idol.
>>000<<

Duh gugup, hari ini giliran aku dan timku yang main. Kesal kesal, setelah semua anggota tim dari kelasku terkumpul kamipun siap-siap melakukan pemanasan. Aku merasa kayak pemain bola sungguhan. Ini pertama kalinya aku melakukan pemanasan sebelum bermain bola, ini pertama kalinya aku menggunakan kostum tim bola, ini pertama kalinya aku mengenakaan sepatu bola, dan ini pertama kalinya aku menginjakan kakiku dilapangan hijau untuk bermain bola. Peluit dari wasit terdengar sangat nyaring dan agak meleking ditelingaku. Peluit sudah dibunyikan itu artinya permainan dimulai, timku langsung berpencar untuk melakukan pormasi. Disini aku dibuat binggung dengan possi yang ahrus aku tempati, dengan kebingunggan itupun menanbah tingkat frustasiku, “duh gimana nih”. Mungkin melihat aku binggung yayas menghampiri dan menyuruhku untuk menuju dan berdiri didepan Keeper. Aku masih binggung jarak yang harus aku ambil antara aku dengan penjaga gawang berapa jauh., aku berdiri didepan keeper dan bahkan akupun tidak tau nama posisi yang aku tempati waktu itu.


Apa perlu aku bertanya apa nama posisiku ahhhh, 5 menit sudah aku berdiri disini sambil melihat teman-teman satu timku lari kesana kesini untuk merebut bola, tapi apa yang bisa aku lakukan. Posisi yang aku tempati aja aku gak tau, gimana aku mau bertindak. Ya sudah aku putuskan bertanya sama Hiend penjaga gawang.
            “Heind, kamu tau gak posisi yang sekarang aku temati ini..?
            “Tau emangnya kenapa ..?
            “Aku gak tau loe, jadi aku mau nanya..?
          “Hah, apaaaaaa!, jadi kamu dari tadi gak bergerak dari posisi itu. Karena,  kamu gak tau apa nama posisi kamu.!” Terlihat jelas dimuka hiend menggambarkan mimic keputusasaan sekaligus binggung yang entah binggung yang separah apa yang dia alami, akibat keanehan yang aku lakukan.
          “Heem…!”
          “Ingat baik-baik ya posisi kamu itu Back, paham…!
Hahahahahahaha, AAAaaaAaaaaapa Back. Menurut artikel yang tadi malam berhasil aku dapatkan dan baca, Back itu adalah posisi pertahanan, yang itu artinya aku bakal menerima banyak serangan dan bola. Tidakkkkkkkkkkkkk . yayas telah menipuku, tidak akan aku ampuni kau yayas.

Yayas terlihat tersenyum, mungkin dia sudah mengetahui kalau aku tau apa yang dia lakuka padaku. Dia mengucapkan kata maaf, walau tidak bersuara tapi aku paham dari gerakan bibirnya. Tidak akan aku maafkan sebelum kau membayarnya dengan semangkok bakso (gumamku dalam hati).
Aduh gimana nih waktu udah berjalan beberapa menit kok tiemku belum mencetak angka juga sih, gimana nih ayo semangat ,semangat teman_teman. Semua penonton heran melihat keanehan yang aku lakukan, heren juga aku emangnya salah apa aku memberikan semangat pada teman setiemku.

Ah bola mendekat kearahku, ada 3 pemain dari tiem lawan mengarah padaku, mereka memasang wajah yang sangat mengerikan bagaikan seorang zombie yang kelaparan. Tidak tidak apa yang harus aku lakukan, kejar kejar yes, yayas dan piek datang membantuku dengan datangnya mereka berdua kekuatan kami 3 lawan 3 seimbang juga, serang, yosh akhirnya bola berhasil kami rebut dari tiem lawan. Bolapun yayas opper kearahku yosh aku berhasil menerimanya dengan lancer, sekarang giliran aku yang mengoppernya. Disebelah kiriku sudah terlihat piek bersiap siap untuk menerima opperanku, dengan sedikit ancang-ancang Blees aku tending bolanya kearah piek. Walaupun tidah seperti yang diharapkan piek, tapi Alhamdulillah opperanku dapat die terima dengan sedikit agak kesusahan. Tendangan ini, adalah tendangan pertama yang pernah aku lakukan seumur hidupku, terasa agak sakit sih dibagian jempol aku.


          Yah, piek gagal mencetak angka, padahal bola yang dia giring dan tendang kearah gawang lawan itu merupakan bola yang dia dapatkan dari operan aku, dia agak mengecewakan tapi gak papa. Tendangan keras yang piek layangkan berhasil ditepis oleh keeper tiem lawan, padahal sepenglihatanku tendangan yang  piek layangkan merupakan tendangan yang paling bertenaga yang sebelumnya aku tidak pernah melihat tendangan sekeras itu. Rupanyanya berbahaya juga nih keeper lawan. “Semangat piek berjuang terus jangan patah semnagat, tadi keeper lawan cuman kebetulan doangkok berhasil menangkap bola yang kamu tendang, coba terus hancurkan gawang lawan. Hahaha wkwkwkw” (teriakku kearah piek yang kelihatan murung).
Tiem lawan lagi lagi berhasil menguasai arus lapangan, bahkan piekpun berhasil diewati oleh surya. Tapi, kayaknya no punggu 6 bernama surya ini tadi gak kelihatan deh, gila mainnya gila banget. Semua pemain depan kami berhasil dia lewati. Hem dia begerak dengan cepat ke arah gawang kami, kayaknya aku sebagai back harus bertindak dan melakukan sesuatu deh ini demi tiemku. Serangggggg, aku berlari dengan cepat kearah surya yang punggung bernomorkan 6. semakin dekat, semakin dekat bruk aaaaaah tidak, dia gagal menendang bola tapi tendangannya berhasil mengenai tulang keringku. Aw aw sakit. “Tolong dia, tolong dia”, sangat jelas teriakan itu milik teman-temanku yang khawatir akan keaadaanku. Teman-temanku agak marah dengan wasit, karena wasit tidak menganggap surya melakukan pelanggara. Namun setelah wasit menjelaskan beberapa hal pada tiemku merekapun meredam kemarahan mereka dan menerima semuanya. Dan Akhirnya aku dibopong keluar dari lapangan menuju UKS, terlihat sangat jelas raut penyesalan diwajah yayas. Mungkin dia merasa bersalah karenakan dia yang memaksa aku untuk ikut bermain bola, tapi tenag aja yas enggak menyesalkok aku. Karena, ini merupakan pengalaman yang sangat gila sekaligus menyenagkan yang sebelumnya belum pernah aku dapatkan disepanjang hidupku.
Seterusnya aku tidak bisa ikut bermain, memberikan semangat, ataupun sekedar menonton tiemku bermain.


          Saat aku membuka kedua mata , teman-teman sudah menuggu dengan senyuman hangat yang mereka ciptakan untukku. Aku gak tahu berapa lama mereka sudah berada disini yang aku tahu aku tertidur setelah meminum obat yang diberikan penjaga UKS kepadaku. Melihat teman-teman berdiri dedekat ranjang yang sedang aku tempati saat ini, lantas aku langsung bertanya perihal pertandingan bola yang sudah selesai. Jawaban mereka tidak membuat aku bahagia, walaupun skor yang tercipta tidak begitu menjengkelkan cuman berbeda 1 angka saja. Tapi, itu sudah memukul mental dan batinku. Aku sudah berjuang keras bahkan sangat keras dan itu melebihi perjuangan siapapun juga yang ada dilapangan itu. Mau berontak marah benci bercampur jadi satu, tak terasa air mata mulai mengalir dipipiku. Sesak sesak nafasku menjadi sesak semakin dalam dan dalam saja kepedihan yang aku rasakan, “kenapa tuhan tidak berpihak kepada orang yang berjuang keras, kenapa kami harus  kalah bukankah kami telah berlatih, berlatih, dan terus berlatih.”(ocehku dalam hati).

Belum berjalan 2 jam senyum teman-temanku sudah kembali seperti sedia kala, entah apa yang membuat kami kembali bahagia. Walaupun kekalahan yang sangat pahit baru 2 jam yang lalu kami rasakan. Tapi, semua itu tak cukup membuat kami jatuh. Masih ada 1 cabang olahraga lagi yang harus kami ikuti, yaitu Volli. Kalau diolah raga yang satu ini aku agak sedikit menguasai, walaupun cuman pernah beberapa kali main saja saat jam kosong pada waktu les.
Nampaknya lawan kami pada cabang bola Volli tidak terlalu berat, walaupun aku punya rekan seteam yang sangat hebat dan dikenal sebagai monsternya bola Volli diSMP ini tapi, aku tidak boleh berbesar hati dulu. Dan lagian disini ada aku yang tidak begitu berpengalam diantara pemain-pemain besar itu. Tapi, setidaknya aku dapat berguna bagi mereka dan tidak menjadi penghambat atau sebuah bebaban bagi mereka atau team aku.

Sebentar lagi permainan akan dimulai, pemain dari masing masing team mempersiapkan diri mereka. Begitu juga dengan teamku, aku berharap kejadian yang sama seperti yang telah terjadi dilapangan bola 2 jam yang lalu tidak akan terulang kembali. Nampaknya aku tidak dimainkan sebagai pemain utama. Itu bukan masalah besar buat aku, mungkin kapten dari team aku berpikir kalau sakit dibagian tulang keringku belum sembuh. Tepi, emang sih masih terasa nyeri nyeri gitu.

Pritttttttttttt, wasit membunyikan pluit yang menunjukkan bahwa pertandingan sudah dimulai, servise pertama akan dilakukan dari teamku yang sebelumnya dilakukan udian dan team aku yang mendapatkan bola pertama. Yosh servise yang indah telah taupik layangkan kelapangan lawan. Namun berhasil dikembalikan oleh pemain dari team lawan. Aku tidak begitu kenal yang barusan mengembalikan servise keras dari taupik, namun dia Nampak kelihatan hebat. Yayas bersiap siap menerima opperan passing dari hiend dan hans bersiap siap untuk melakukan smas. Smas-sannya hans layaknya pemain volli nasional. Memang harus aku akui teman aku yang satu ini, emang monster olahraga. Namun sekeras apapun itu smas yang deberikan hans, tidak membuat team lawan takut. Mereka malah mengembalikan bola dengan sangat mudah, merekapun melakukan serangan balasan dan smassan balsan itupun dilakukan oleh pmain yang paling tinggi (jangkung), entah siapa namanya aku tidak tahu. Namun, yang aku tahu dan rasakan pukulan yang diaberkan itu menimbulkan aura. Entah aura semacam apa, namun aura itu membuat team kami menjadi merasa gelisah dan ragu. ah kenapa bola itu mengarah kepada agus. Aguskan bukan penerima yang baik dan hebat. Sorak sorai terdengar sangat keras saat agus gagal mengembalikan bola dengan benar, menyebabkan bola yang agus terima tidak melambung dengan sempurna dan akhirnya tersangkut dinet. Team lawanpun mendapatkan point pertama. Point  Ini akan mempengaruhi semangat dari team aku, karena mereka telah gagal mendapatkan point pertama mereka. Tidak mau melihat mereka bersedih akupun berdiri dan berteriak :”Woy semangat kelas VIIB, jangan patah semngat dulu Baru juga point pertama dan ingat satu hal, masih banyak point yang tersisa dan point itu adalah milik kita, Semngat okay”. Ah lega, Akhirnya aku dapat melihat cahaya mereka kembali, entah bagaimana aku melakukannya namun hadirnya aku disini membuat mereka semangat. Baiklah aku putuskan, akan selalu disamping kalian sampai kalian mendapatkan kemenangan yang mana kemenangan itu merupakan harapan kita semua.
          
Permainan sudah berjalan hampir 15 menit namun, kapten aku belum juga memainkan aku sedih sih rasanya. Tapi aku tau alasan kapten aku tidak memainkan aku karena team aku lagi terdesak, kami hanya bisa mengumpulkan point 15. Sedangkan team lawan sudah hampir memenagkan pertandingan ini mereka sudah mendpatkan game poin mereka yaitu, 24 ponit. Yang itu artinya 1 point lagi dan itu akan membuat kami kalah. Dan entah kenapa petrtandingan volli ini yang dilakukan satu ronde saja, lah aneh ya..?. emang aneh banget tapi, kata panitianya untuk mempersingkat waktu. Dan harapan kami ya moga aja bisa mendapatkan point tambahan walaupun dalam kodisi tertekan seperti ini.  Kali ini kembali giliran team aku yang melakukan servise dan entah kebetulan atau memang rencana yang maha kuasa . yayas yang melakukan servise, servise yayas adalah jump servise. Dari yang aku tau jump servise adalah servis yang susah untuk diterima ataupun dikembalikan. Tapi, aku ragu apaka emang tidak bisa dikembalikan oleh team lawan, sedangkan smasssan dari monster aja dapt mereka kembalikan dengan sangat indah.

Blasssss yayas melakukan servise kerasnya itu, aku jadi takut sendiri karena ini adalah point penentuan. Apakah kami harus kalah atau lanjut, plakk hantaman keras yang tertengar lumayan keras, antara tangan pemain jangkung dari team lawan dengan bola yang yayas servise. Gila gila mereka memang gila. Tapi, mereka manusia atau apa sih, menciptakan pertahan sekuat itu, kemampuan mereka memang hebat. Tapi, semua ini belum berakhir walaupun sijangkungg berhasil menegembalikan jump servise dari yayas dengan bagus. Tapi, tidak dapat dipungkiri kalau servisenya yayas emang keras dan itu terbukti setelah mengenai tangan sijangkung. Bola itu kembali melambung keudara dengan cepat yang itu artinya kalau sijangkun tiu tidak dapat mengontrol bola yang ia terima.  Belum berakhir juga teranyata bolanya tidak melambung keluar melainkan mengarah kelapangan kami dan sudah pasti kalau team lawan tidak dapat melakukan smass monster ala mereka. Hans dipuncak kemarahannya dan dia  berencana melakukan smass mautnya lagi, lalu hans memberikan kode kepada Taupik. Taupik menerima bola yang sebelumnya gagal diterima oleh sijangkung dan langsung dia opper kearah hiend selalu tosser kami dan hiendpun memerikan umpan tinggi kepada hans dan akhirnya plakk terciptalah suara keras yang terjadi karena benturan keras telapak tangan hans dengan bola yang hiend umpankan. Blesss melesat dengan cepat kearah belakang lapangan lawan.

Ah terlalu keras hans, hans tertunduk sedih melihat bola terakhir yang seharusnya menghasilkan point malah dia keluarkan akibat dari smas kerasnya. Melihat hans tertunduk sedih aku sebagai teman sekaligus sahabatnya mendekati dia, untuk merangkul kesedihannya bersama-sama. Teman-teman yang lainpun juga ikut mendekati hans dan lagi lagi mereka memberikan senyuman tulus itu yang sangat menenangkan yang mampu membuat orang yang patah semngat menjadi semangat. Akupun ikut tersenyum, aku tahu senyuman ini sebagai pengganti kesedihan, kesedihan yang seharusnya tidak boleh ada cuman  karena kekalahan yang kami alami. Aku tahu betapa sakit dan sedihnya seperti yang dirasakan oleh hans. Dia adalah seorang smasser yang harusnya memberikan point dan kemenagan pada teamnya malah sebalikkya, dia memberikan kekalahan dan membuang banyak point dari teamnya. Tapi aku tahu hans perjuangganmu sudahlah sangat keras, aku pikir setelah melihat perjuangan dari team kita dan itu bukan hanya sebuah perjuangan biasa tapi, perjuangan yang memang sangat keras barusan itu, sudahlah sangat cukup dan aku tidak perlu lagi kemenagan, membuat team lawan merasa susah melawan team kita aja itu sudah membuat kita dilihat dan diakui kalau kita mampu.

Akhirnya kami memang tidak bisa memagang predikat apapun, tapi tidak masalah karena dengan adanya class meating ini hubungan persahabatab kami semakin akrab. Rasanya setelah menjalani hari-hariku kurang lebih 6 bulan bersama anak-anak kelas VIIB penyesalanku yang dulu. Karena, gagal masuk kelas A berangsung angsur menghilang. Teman-temanku semua pada care bukan hanya pada diri mereka sendiri tapi juga sama orang disekitarnya. Itulah yang membuat aku melupakan obsesiku ingin masuk dikelas A. ternya dimanapun kita, dikelas apapun kita jika kita suka maka semua urusan ataupun kepedihan yang kita alami tidak akan begitu terasa. Karena, itulah begitu pentingnya seorang teman ada disamping kita.
          
Untuk selanjutnya tidak ada lagi lomba ataupun kegiatan yang kelasku ikuti, sejak saat itu dan samapi waktunya jam pulang kami menghabiskan waktu cuman berdiam didalam kelas, bukannya diam yang benar-benar diam tapi kami mengisi kekosonga kami dengan menonton film horror, dicomputer salah satu dari teman kami. Itulah anak kelas VIIB suka kumpul-kumpul, main, kalau enggak nonton.

Cerpen Aku Dan Permainan Bola-ku