KARENA MATEMATIKA BAGIAN II (JANJI ITU)
By
Ini
merupakan bagian kedua cerpen saya yang berjudul Karena Matematika, cerita kali
ini masih berfokus pada semi yang suka sama lisa. Seprti pada cerpen sebelumnya
lisa adalah pendamping semi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dan semua
tugasnya sudah dia penuhi sebgai pendamping, namun dinisi semi masih berharap
terpenuhinya janji lisa. sang pengajar matematika itu. si jenius yang mengingat
semua Rumus matematika.
Semua tugas-tugas yang diberikan pak Budi sudah kuselesaikan
semua, harusnya bukan pake kata aku sih tapi kami. Aku dan lisa, lisa banyak
membantuku mengerjakan soal-soal itu. Entah rasa apa yang membuat aku menjadi
sedikit lebih menyukai matematika, mungkin karena lisa atau karena pak budi.
Tapi, berkat matematika aku jadi lebih dekat sama lisa. Bersama dengannya dalam
jangka waktu 4 hari merupakan hal yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Sempat terbesit dibenakku aku tak ingin kebersmaan ini berakhir,
namun seiring dengan selesainya tugasnya lisa sebagai pembimbingku maka
berakhir pula kebersamaan kami. Aku ingin semua itu berlanjut bukan hanya
sekedar urusan pembimbing dan orang yang dibimbing melainkan sebagai seorang
murid kelas IX dengan murid kelas IX lainnya. Yah mimpi kali ya berharap
selalu berdampingan dengan orang yang memiliki IQ 120% diatas aku.
Beberapa minggu lalu lisa pernah menyetujui janji yang aku buat,
dia akan minum es bersamaku dan rencananya sepulang sekolah nanti aku akan
mengajaknya pulang bersama dan meminta janji yang kemaren pernah dia ucapkan.
Kami tidak dikelas yang sama tapi dulu waktu kelas VII kami berada dikelas yang
sama, emang sih dulu dia bukan cewek yang popular seperti sekarang ini. Beh
tapi sekarang dia banyak berubah, bukan hanya level otaknya aja tapi juga level
kecantikannya.
Setelah bel pulang sekolah berbunyi Segera ku
bergegas menuju pagar sekolah, bukan takut ketinggalan bus ya itu karena
aku gak pake bus. Hanya saja karena aku takut lisa pulang duluan. Beberapa Bus jemputan sudah terlihat penuh dengan siwa dan siswi yang bergegas ingin pulang dan bus-bus
itupun mulai beranjak
meninggalkan halte yang sekarang aku tempati ini.
Helte persinggahan ini mulai sepi hanya tersisai siswa-siwa yang sengaja untuk
tidak pulang cepat. Sudah hampir 15 menit aku menuggu lisa namun dia tak
kunjung-kunjung datang. Aku tidak akan menyerah karea hanya lisa lama
keluar kelas, hidup memamg butuh perjuangan papalagi masalah hati.
“Akhirnya bidadri surgaku datang juga....!” (ucapku pada lisa)
“apa..?”
“ hah apa..?,bukan apa-apa kok lis....!, eh kamu pulang sama siapa
lis..?, kamu ingat gak ja—“ ; belum selesai aku mencucapkan kata-kataku
tiba-tiba temanya sudah datang.
“eh maaf ya aku pulang duluan, semoga jemputannmu cepat datang ya..!”
Aku bukan nunggu jemputan lisa, aku nungguin kamu tau (gerutuku
dalam hati), ya sudahlah mungkin saja dia lupa. Tapi sedikit mustahil untuk
seorang lisa melupakan sebuah janjinya. Menurut penelitian dan penalaranku lisa
bukan tipe orang yang meremehkan sebuah janji, aku yakin itu. “Mungkin akan aku
tanyak lain waktu saja.”
(part lisa)
“Kok tumben-tumbenan kamu ngajakin aku pulang bareng yati..?”
“takut aja, takut kamu diapa-apain sama tuk otak udang, bukannya kamu
sudah dibuat repot dengan tugas Matematikanya yang segunug itu...!”
“enggak dia gak seperti kelihatanya ko yat, emang sih dia terlihat seperti
cowok nakal yang suka mainin cewek tapi dia baik kok, bahkan dia baik banget.
Dan aku yakin tadi dia bermaksud nungguin aku bukan nungguin jemputan..!”
“lah kenpa tadi kamu bilang ‘semoga jemputannya cepat datang’..?”
“itu cuman sebuah bualan yang aku ucapkan agar dia tidak terlalu kecewa akibat
perbuatanmu tadi..!, ya sudah lupakan. hey Hati-hati yart. Yang bener
nyetirnya. Aku aset negara yang berharga tau.
“hooo dasar, yang ada kamu beban negara tau, ahahahahaha
Hah yati-yati, kamu ini sahabat yang sangat baik tapi, kamu sudah
salah menilai semi. Terimakasih ya Allah kau telah mengirimkan sahabat seperti
yati untukku dia berusaha melindungiku walaupun dia selalu salah menilau orang.
Dia pikir semi anak nakal seperti yang digosipkan bebrapa anak cowok
dikelasnya. Ya sudahlah yang pasti aku harus minta maaf sama semi besok,
mungkin dia berfikir kalau aku lupa sama janji yang sudah kami sepakati bebrapa
minggu lau. Seemi anak yang baik, tampan, lucu, konyol, perhatian, dan juga...
“lisa....! (teriak ibuku)
“iya mah, ada apa...?, hem ibuku menghancurkan lamunanku (b)
“bantu ibu nyiampin makan malam, sebentar lagi ayahmu akan pulang
kerja..!
(part semi)
Lisa, lisa. Kenapa dia selalu ada dibenakku. Hem cewek dengan
level tinggi mungkinkah..?, tak ada artinya seperti ini bisa berharap tapi tak
melakukan apa-apa. Aku suka dia tapi, nampanya sahabatnya yati tidak menyukai
aku, tidak biasanya yati ngajak lisa pulang bareng dan lagian mereka beda
arah pulang. Seperti biasa ini selalu terjadi padaku entah rumor apa yang
sedang beredar diluar sana sehingga sulit bagiku mendekati cewek yang baik
seperti lisa. Padahal aku tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh atau bahkan
suka gonta-ganti pacar seperti rumor yang beredar atau bahkan bersumber dari
kelas yati. Pada nyatanya aja aku gak pernah pacaran sebelumya. Dan seandanya
yati tahu kalau sahabatnya itu adalah cinta pertamaku..!, yang pastinya dia gak
bakal percaya sih.
Seperti biasa rumahku sangat sepi aku hanya bertemankan sebuah
komputer tua yang masih dapat berfungsi dengan bagus. Menonton anime seperti
malam-malam biasanya adalah rutinitas yang tak dapat aku tinggalkan. Tapi, agak
sedikit berbeda biasanya aku sangat menikmati setiap adegan yang disajikan dari
anime asal jepang ini, tapi malam ini sangat beda jauh berbeda. Satu
episodepun aku tak selesai menonton anime yang harus nunggu satu minggu
untuk dapat menontonya, hah ini pasti gara-gara kejadian tadi sore dihalte bus
sekolah, aku sungguh masih tidak percaya..!, tidak kecewa sih hanya saja
sedikit nyesak... ;(
Tunggu
lanjutan dari “Karena Matematikan Bagian III” ya.
Selamat
membaca terimakasih.
Bang Jahe