CINTA AKHIR WAKTU
By
cinta akhir waktu merupakan sebuah cerpen yang diadaptasi dari kisah nyata, hanya saja ada sebagian lokasi yang disamarkan. Hem bisa dibilang cerpen cinta akhir waktu ini merupakan pengalaman pribadi saya. Dari pada pensaran ayo silahkan nikmati saja cerpen terbaik di 2017 persembahan dari saya.
Kesedihan
yang kualami sepertinya tak pernah ada ujungnya walau tak tau pasti apa yang
aku dapat, yang selalu menyuruhku selalu dalam rasa ini. Rasa
tak bisa melepaskan, melepaskan seseorang yang tak mungkin dapat aku aku
miliki. Meskipun ku tak tau apakah dia juga mengharapkanku atau sebaliknya
malah membenciku.
Oh, ya namaku Randi, gue adalah siswa
dari sekolah yang lumayan ternama di kota ku. Gue akan menceritakan kisah tragis
cinta yang menghampiri gue pada saat itu.
Cekidot . . . .
Semua itu
bermula saat gue masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama) 4 tahun yang lalu.
Gue
bersekolah bukan dimana tempat gue di lahirkan, tapi merantau. Walaupun
merantau bukan sebuah hal yang biasa buat adat banjar (Asli Orang Kalimantan).
Tapi keadaan berkata lain yang menyeret aku dan kakakku merantau kekota orang.
Walaupun masih di lingkup Kalimantan, tapi butuh waktu yang lama buat gue bisa
membiasakan diri ditempat baru ini.
Orang pertama yang gue kenal adalah
Budi, dia adalah seorang anak satu-satunya dari kepala sekolah ku. Katanya dia
anak yang pintar dan baik. Kata pepatah memang benar ”Buah itu jatuh tak jauh
dari pohonnya”. Hemmm.
Dari Budi inilah gue kenal dengan
sinta, cewe yang jika dilihat sekilas emang biasa aja, tapi . . . . jika
dilihat dengan teliti dia adalah wanita yang di ciptakan dari sayap Malaikat
yang sangat indah.
Hari semakin berlalu, tidak terasa gue
sudah memiliki banyak teman, dan hubungan gue dengan Sinta semakin memungkinkan
untuk menuju langkah yang lebih serius, tapi bukan menikah lo ya . . . ! Gue
seakan-akan di bius oleh cintanya sinta, tapi gue masih belum berani mengungkapkan
apa yang gue buat Sinta.
Sinta
dan gue satu kelompok buat lomba memasak besok di sekolah. Ini adalah hal yang
membahagiakan bangat buat gue. Katanya Sinta besok kami akan memasak tumis
kangkung dan Ikan Nila goring. Walaupun kelihatan biasa, tapi kami yakin
masakan itu sangat lezat karena Sinta yang masak . . . . he . . . . he. . . he
Hari
yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang juga .
. kami pun mulai memasak apa yang telah kami rencanakan (Strategi buat menang).
Disinilah gue melihat hal yang lain dari Sinta dengan wanita lainnya. Dia
sangat cekatan dalam memasak, menunjukan dia adalah wanita idaman. Dan gue
bersyukur karena hanya gue yang dapat melihatnya (emang makhluk halus). Tapi
sayangnya hal-hal yang romantis tidak terjadi diantara kami gak seperti
disinetron-sinetron biasanya ada masak-masak pasti ada kejadian yang romantis.
Gue sangat menyesal, mungkin malaikat romantic lagi sibuk waktu itu.
Kami
memasak dengan penuh canda dan tawa yang mengakibatkan garam yang kami masukkan
pada tumisan kangkung yang kami masak terlalu banyak. Ya otomatis tumis
kangkung kami jadi sangat asin dan membuat kelompk kami jadi kalah deh .
Gue
sangat menyesal dan meminta maaf sama Sinta. Untungnya Sinta gak marah sama
gue.
Kejadian
kemarin mungkin sudah Sinta lupakan, hubungan kami tak berubah sedikitpun dia
tetap ramah dan baik hati sama gue.
Gak
terasa kami telah berada di ujung kelas 3. Yang artinya gak lama lagi akan ada
Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional di singkat UASBN yang menyita banyak
waktu gue bersama dengan Sinta. Semua waktu yang biasanya di gunakan buat
nemuin dia kini berganti dengan menemuai Guru-Guru buat persiapan ujian
(“sakitnya thu di disini” nunjuk ke hati). Kami memang sudah membuat kelompok
belajar, tapi gue dan Sinta tidak sekelompok, karena rumah kami yang berjauhan.
Jadi kami tidak di kelompok yang sama yang membuat gue semakin gelisah. Akhirnya
kami telah melaluinya.
Dengan penuh
perjuangan dan kerja keras. Apapun hasilnya itulah yang akan menunjukan kemana
selanjutnya gue akan melangkah.
Setalah selesai melakukan kerja keras
yang sangat keras. Kami semua menyiapkan kegiatan buat perpisahan dan liburan
bersama. Rencananya sih kami mau liburan ke pantai. Karena katanya gelombang,
udara, dan pasir pantai dapat menenangkan pikiran yang lagi pusing dan terlena
karena Ujian Akhir Semester Sekolah. Semua hal sudah kami persiapkan untuk
pergi berlibur kepantai, namanya pantai “ Pantai Sesulung”.
Dan akhirnya harapan kami itupun harus
runtuh karena Kepala Sekolah kami yaitu ayah dari Budi tidak mengijinkan cuman
karena dia gak suka pantai. Ya apa boleh buat karena dia pemimpin di sekolah
gue, ya mau gak mau harus ikut apa kata dia.
Setelah
pengumuman Kelulusan telah diluncurkan dan kami lulus semua dengan nilai yang
memuaskan. Kami pun melakukan perpisahan yang telah kami persiapkan sebelumnya.
Memang
berat buat gue, ya gimana lagi ini sudah hukum alam, “Dimana ada pertemuan
pasti ada perpisahan”. Sekuat apa pun kita menghindarinya hal itu pasti akan
terjadi. Sebenarnya gue sedih bahkan sedih banget, teman-teman gue akan pergi
jauh dari rangkulan gue bahkan pergi jauh dari hidup gue. Gue pergi dari dari
keramaian dan menuju kursi panjang di bawah pohon Akasia (Pohon Astral). Tapi
tak tahan emosi dan gejolak air mata gue, tapi tak tahan lagi membendungnya
terlalu lama. . .
Air
mata gue terus mengalir, mengalir dengan jelas . . . Dalam
tangisan , gue di kejutkan dengan sentuhan tangan di pundak, dan gue toleh
ternyata Sinta. ”Gue tau apa yang loe rasakan sekarang Ran, tapi gimana lagi
kita memang harus berpisah dai teman-teman yang selama tiga tahun selalu
menghiasi hidup kita. Memang sangat berat bagi gue, loe dan teman-teman
lainya”. Kata Sinta. “Iya
sih , memang seharusnya gue sadar bahwa kita semua tidak mungkin bisa selamanya
bersama.
Sin
lo bakal lanjutin kemana ? “Tanya Randi”.
“Gue , ?
“Iya . .!
“Gue mau
puang ke Jawa . . . !
“Hah serius
terus gimana dengan . . . .?
“ Sudah
–sudah aku tau kamu suka sama aku, dan kamu juga harus tau bahwa aku juga sama
kamu “.
“Terus kalau
kamu tau kamu aku suka sama kamu, kenapa kamu malah mau pergi dari hidupku . .?
“Hu bukan
pilihan gw Ran . . ! Bokap sama Nyokap yang meminta gue kembali ke Jawa, yam au
gak mau harus nurutin.
Dan gue
dengar loe juga bakal pulang ke Kalimantan bagian Tengah ya . .?
“Iya juga
sih, gue emang mau kembali ke Kalimantan bagian tengah . .! Tapi kan Sin . . .?
“Iya
sudah-sudah aku, ayo kita kembali masuk kasian anak- anak sudah nugguin kita
thu.
Gue sedih
dan senang karena Sinta juga suka sama gue, tapi kenapa harus diakhir-akhir
kebersamaan, Sin gue tau hal ini . . . .Benci . . . . . Benci
Kenapa gue terlalu pengecut
bodoh-bodoh . .!
Mungkin
inilah takdir Tuhan.
Gw berterima
kasih banyak sama bang ari yang telah bersedia untuk mengetikkan cerpen pertama
saya yang berjudul cinta akhir waktu.
By : Muhammad
Jailani